Senin, 22 September 2014

NASKAH SKENARIO FILM - MEMBANGUN CITA DAN CINTA

NASKAH SKENARIO FILM

MEMBANGUN CITA DAN CINTA

1.            PREMIS
Hadi seorang sarjana ekonomi yang mengajar 10 anak jalanan dan mencoba merintis sekolah anak jalanan, namun orang tuanya selalu menuntut untuk bekerja di perusahaan butik milik ayahnya.
2.            TEMA
Pendidikan.
3.            PLOT
§  Ending
Hadi tetap mengajar 10 anak jalanan dan berhasil mendirikan sekolah untuk anak jalanan dengan dukungan penuh dari orang tuanya.
§  Beginning
Setelah meraih gelar sarjana, Hadi sering sekali melepas penatnya kehidupan rumah dengan berjalan-jalan.
§  Inciting Incident
Suatu ketika, Hadi bertemu dengan 10 anak di pinggiran kota, yang sedang berdiskusi dan mempelajari sebuah buku bahasa Indonesia. Keadaan yang sangat memprihatinkan itu mengoyak-ngoyak hati Hadi, di antara gedung-gedung besar kota, mereka terasingkan. Sulit sejahtera, sulit pendidikan, dan hidup serba sulit di sebuah kota metropolitan, tetapi di wajah-wajah mereka ada rasa syukur dan terukir senyum-senyum bahagia.
§  Lock-in
Hadi telah beberapa kali mengajari ilmu-ilmu pengetahuan ke 10 anak jalanan tersebut. Setelah itu, mencullah ide Hadi untuk mendirikan sekolah anak jalanan di pinggir kotatersebut agar 10 anak jalanan dan anak-anak jalanan yang lain bisa mendapatkan pendidikan yang lebih baik dan layak.Namun, idenya terhalang oleh tuntutan orang tuanya untuk segera mengurusi usaha ayahnya.
§  First Culmination
Orang tua Hadi, terutama ayahnya yang akan mewariskan perusahaan butiknya kecewa ketika tahu bahwa Hadienggan mengurusi perusahaan miliknya dan lebih memilih untuktetap mengajar anak-anak jalanan serta tetap akan menjalankan sekolah anak jalanan yang dirintisnya.
§  Main Culmination
Terjadilah percekcokan hebat di dalam keluarga Hadi, yang mengharuskan Hadi untuk keluar dari rumahnya.Akhirnya Hadi pun tinggal bersama 10 muridnya (anak jalanan).Dari sinilah Hadi merasakan pula bagaimana menjadi anak yang terusir dari rumah dan hidup di jalanan.
§  Third Act Twist
Ayah Hadi pun menyesali tindakannya yang telah mengusir Hadi.Ibu Hadi sakit keras karena tak sanggup memikirkan anaknya.Akhirnya ayah mencari Hadi dan menemukan Hadi bersama 10 anak jalanan sedang solat berjamaah. Setelah itu,  Hadi mengajarkan anak-anak tersebut mengaji, sehingga membuat hati ayahnya tersentuh, ia baru menyadari ternyata Hadi memiliki hati yang tulus dan begitu peduli akan kesulitan orang lain serta rela melepas semua fasilitas kepunyaan orang tuanya yang bisa dinikmatinya, lalu memilih untuk tetap bisa berbagi. Ayah Hadi pun akhirnya membuka hati untuk mendukung apa yang dilakukan oleh anaknya.
4.            SIKUEN
ACT ONE
Sequence 1 – Hadi melepas penatnya di dalam rumah dengan sering sekali keluar mencari sesuatu yang baru yang belum pernah dirasakannya. Namun, di suatu tempat di pinggiran kota Jakarta, Hadi melihat 10 anak jalanan sedang berdiskusi dan mempelajari sebuah buku bahasa Indonesia di saung tua bawah jembatan. Hal tersebut membuat Hati Hadi gelisah karena apa yang dilihatnya itu sangat mengoyak-ngoyak jiwa kemanusiaannya.
Sequence 2 – Hadi pun mencoba untuk mengajar anak-anak tersebut, Hadi juga sering membawa buku-buku pelajaran dan kebutuhan untuk mereka belajar, hingga terpikir olehnya untuk mendirikan sekolah anak jalanan, agar anak-anak jalanan benar-benar bisa mendapatkan pendidikan yang lebih baik dan layak. Hadi mulai mendapat halangan oleh orang tuanya dengan tuntutan untuk segera mengurusi usaha ayahnya. Namun, dengan kegigihan Hadi, akhirnya ia berhasil merintis sekolah anak jalanan.
ACT TWO
Sequence 3 –Hadienggan mengurusi perusahaan milik ayahnya dan lebih memilih untuktetap mengajar anak-anak jalanan serta tetap akan menjalankan sekolah anak jalanan yang dirintisnya sehingga membuat orang tua sangat kecewa.
Sequence 4 – Terjadilah percekcokan antara hadi dengan orang tuanya, yang memaksa Hadi untuk pergi dari rumahnya dan tinggal bersama 10 anak muridnya di saung tempat ia mengajar.
Sequence 5 –Hadi justru mendapatkan sebuah kebahagiaan setelah menyadari bahwa beginilah nasib 10 anak jalanan yang ditemuinya karena ia mulai merasakan kehidupan jalanan yang keras namun penuh rasa berbagi dan cinta.
Sequence 6 – Ayah Hadi yang mulai menyesali keputusannya mengusir Hadi, ibunyayang tak kuat memikirkan Hadi pun, akhirnya jatuh sakit.Semakin hari, sakit ibunya semakin parah.Akhirnya ayah Hadi mencoba mencari Hadi untuk mengajaknya pulang.
ACT THREE
Sequence 7 – Ayah Hadi pun menemukan Hadi bersama 10 anak jalanan sedang solat berjamaah. Setelah itu,  Hadi mengajarkan anak-anak tersebut mengaji, sehingga membuat hati ayahnya tersentuh, ia baru menyadari ternyata Hadi memiliki hati yang tulus dan begitu peduli akan kesulitan orang lain serta rela melepas semua fasilitas kepunyaan orang tuanya yang bisa dinikmatinya, lalu memilih untuk tetap bisa berbagi. Ayah Hadi pun akhirnya membuka hati untuk mendukung apa yang dilakukan oleh anaknya.
Sequence 8 –Ibu Hadi berangsur membaik setelah kepulangan Hadi ke rumah. Akhirnya orang tua Hadi mendukung sepenuhnya keinginan Hadi untuk tetap mengajar dan terus membangun sekolah anak jalanan menjadi lebih baik dan layak.
5.            BASIC STORY
Setelah lulus menjadi sarjana ekonomi, Hadi memiliki kebiasaan pergi keluar rumah untuk menghilangkan suntuk. Suatu ketika Hadi melihat 10 anak jalanan sedang berdiskusi di sebuah saung tua di bawah kolong jembatan.Dari sinilah muncul kepedulian Hadi.Ia mencoba untuk mengajar dan berharap dapat mendirikan sekolah anak jalanan. Namun, keinginannya terhalang oleh tuntutan orang tuanya untuk mengurusi sebuah perusahaan butik milik ayahnya. Apakah Hadi akan tetap mengajar dan berhasil mendirikan sekolah anak jalanan yang diharapkannya, atau justru Hadi meninggalkan itu semua dan mengurusi perusahaan butik milik ayahnya?
6.            SINOPSIS
Hadi baru lulus sebagai seorang sarjana ekonomi, ia merupakan anak dari pengusaha butik terkenal. Ayahnya sangat berharap Hadi sebagai anak satu-satunya dapat meneruskan perusahaan butik miliknya.Oleh karena itulah, Hadi dikuliahkan di fakultas ekonomi untuk dapat mengembangkan usaha milik keluarganya itu.
Namun setelah kelulusannya, Hadi justru sering menghabiskan waktu untuk keluar rumah mencari suasana baru karena ia sangat merasa penat dan suntuk di rumah dengan tuntutan dari orang tuanya untuk mengurus perusahaan yang sebenarnya bukanlah pasionnya.
Suatu ketika, di pinggir kota tepatnya di bawah jembatan layang ada 10 anak-anak jalanan yang sedang berdiskusi mempelajari sebuah buku bahasa Indonesia di sebuah saung tua. Hadi yang penasaran akhirnya mendekati dan memperhatikan benar-benar anak-anak tersebut.Apa yang dilihatnya tersebut membuat Hati Hadi gelisah karena hal itu sangat mengoyak-ngoyak jiwa kemanusiaannya.
Hadi pun mencoba untuk mengajar anak-anak tersebut, Hadi juga sering membawa buku-buku pelajaran dan kebutuhan untuk mereka belajar, hingga terpikir olehnya untuk mendirikan sekolah anak jalanan, agar anak-anak jalanan benar-benar bisa mendapatkan pendidikan yang lebih baik dan layak.Hadi mulai mendapat halangan oleh orang tuanya dengan tuntutan untuk segera mengurusi usaha ayahnya. Namun, dengan kegigihan Hadi, akhirnya ia berhasil merintis sekolah anak jalanan.
Hadienggan mengurusi perusahaan milik ayahnya dan lebih memilih untuktetap mengajar anak-anak jalanan serta tetap akan menjalankan sekolah anak jalanan yang dirintisnya sehingga membuat orang tua sangat kecewa.Terjadilah percekcokan hebat antara hadi dengan orang tuanya, yang memaksa Hadi untuk pergi dari rumahnya dan tinggal bersama 10 anak muridnya di saung tempat ia mengajar.
Setelah beberapa minggu Hadi tak pulang dan hidup di jalanan, Hadi justru mendapatkan sebuah kebahagiaan setelah menyadari bahwa beginilah nasib 10 anak jalanan yang ditemuinya karena ia mulai merasakan kehidupan jalanan yang keras namun penuh rasa berbagi dan cinta.
Ayah Hadi yang mulai menyesali keputusannya mengusir Hadi, ibunyayang tak kuat memikirkan Hadi pun, akhirnya jatuh sakit.Semakin hari, sakit ibunya semakin parah.Akhirnya ayah Hadi mencoba mencari Hadi untuk mengajaknya pulang.
Ayah Hadi pun menemukan Hadi bersama 10 anak jalanan sedang solat berjamaah. Setelah itu,  Hadi mengajarkan anak-anak tersebut mengaji, sehingga membuat hati ayahnya tersentuh, ia baru menyadari ternyata Hadi memiliki hati yang tulus dan begitu peduli akan kesulitan orang lain serta rela melepas semua fasilitas kepunyaan orang tuanya yang bisa dinikmatinya, lalu memilih untuk tetap bisa berbagi. Ayah Hadi pun akhirnya membuka hati untuk mendukung apa yang dilakukan oleh anaknya.
Ibu Hadi berangsur membaik setelah kepulangan Hadi ke rumah. Akhirnya orang tua Hadi mendukung sepenuhnya keinginan Hadi untuk tetap mengajar dan terus membangun sekolah anak jalanan menjadi lebih baik dan layak.***
7.            STEP OUTLINE
Sequence 1
§  Tension/Question of Sequence:
Apakah Hadi bisa melepas penatnya?Bisa, dengan keluar rumah dan mencari sesuatu yang baru.
§  Dramatic Event Sequence Built Around:
Hadi melihat 10 anak jalanan sedang berdiskusi dan mempelajari sebuah buku bahasa Indonesia di saung tua bawah jembatan.
§  Dramatic Scene That Culminate Sequence:
Hal tersebut membuat Hati Hadi gelisah karena apa yang dilihatnya itu sangat mengoyak-ngoyak jiwa kemanusiaannya.

1.        Hadi bergegas untuk pergi keluar menghilangkan penat menggunakan motor.
2.        Ternyata cuaca tak mendukung, hujan pun turun. Hadi berteduh di bawah jembatan fly over.
3.        Ada 10 anak jalanan sedang berdiskusi dan mempelajari sebuah buku bahasa Indonesia di saung tua.Hadi diam-diam memperhatikan mereka.Hadi merasa gelisah dan keadaan yang dilihatnya mengoyak-ngoyak jiwa kemanusiaannya.
4.        Hadi pun mendekati anak-anak jalanan itu dan berbincang pada mereka.Hadi menawarkan diri untuk mengajar mereka.Akhirnya, anak-anak jalanan tersebut menyetujui Hadi untuk mengajar mereka tiap harinya di saung tua, di bawah jembatan itu.
Sequence 2
§  Tension/Question of Sequence:
Apakah Hadi jadi mengajar anak-anak jalanan tersebut?Jadi, ia pun sering membawakan segala keperluan untuk belajar.
§  Dramatic Event Sequence Built Around:
Hadi terpikir untuk mendirikan sekolah anak jalanan, agar anak-anak jalanan benar-benar bisa mendapatkan pendidikan yang lebih baik dan layak.
§  Dramatic Scene That Culminate Sequence:
Hadi mulai mendapat halangan oleh orang tuanya dengan tuntutan untuk segera mengurusi usaha ayahnya. Namun, dengan kegigihan Hadi, akhirnya ia berhasil merintis sekolah anak jalanan.

1.        Hadi mulai mengajar anak-anak jalanan dan sering membawakan buku pelajaran dan segala keperluan untuk belajar.
2.        Seusai mengajar, sekilas muncul dari benak dan pikiran Hadi untuk mendirikan sebuah sekolah anak jalanan.
3.        Sesampainya di rumah, Hadi berhadapan dengan kedua orang tuanya yang menanyakan kegiatannya di luar selama ini.
4.        Ayah Hadi meminta Hadi untuk berhenti membuang-buang waktu di luar dan menyuruh Hadi untuk mengurus perusahaan butiknya.
5.        Hadi tidak menjawab atas pertanyaan-pertanyaan orang tuanya, dia hanya tersenyum dan bergegas masuk ke dalam kamarnya.
6.        Keesokan harinya, Hadi berhasil mendirikan sekolah anak jalanan dengan bantuan dari rekan-rekannya, bapak RT, dan warga di daerah sekolah itu.
Sequence 3
§  Tension/Question of Sequence:
Apakah Hadi mau mengurus perusahaan butik milik ayahnya?Tidak, ia lebih memilih untuk tetap mengajar dan menjalankan sekolah anak jalanannya.
§  Dramatic Event Sequence Built Around:
Orang tua Hadi akhirnya mengetahui apa yang dilakukan anaknya selama ini di luar sana dan menyuruh Hadi untuk berhenti berkegiatan di luar serta menyuruh Hadi untuk mengurus peruahasaan butik ayahnya.
§  Dramatic Scene That Culminate Sequence:
Hadi menolak kehendak ayahnya, sehingga membuat ayahnya sangat kesal dan kecewa.

1.        Di rumahnya, Hadi terus mendapat tekanan untuk mengurus perusahaan butik ayahnya.
2.        Akhirnya, Hadi menjelaskan semua kegiatannya di luar dan menegaskan keinginannya untuk tetap mengajar dan menjalankan sekolah anak jalanan.
3.        Ayahnya kesal dan sangat kecewa atas keputusan anaknya itu, ia pun memaksa Hadi untuk mengurus perusahaan butiknya.
4.        Hadi tak mengubris apa yang disampaikan ayahnya, ia segera pergi kedalam kamarnya.
Sequence 4
§  Tension/Question of Sequence:
Apa yang akan terjadi dalam keluarga Hadi? Percekcokan.
§  Dramatic Event Sequence Built Around:
Saat makan malam, Hadi, ayah, dan ibunya pun kumpul di meja makan.Ayah Hadi memulai perbincangan yang sempat terputus oleh Hadi tadi sore.Akan tetapi, Hadi tetap bersikeras untuk tetap menjalankan keinginannya dan mengindahkan kemauan orang tuanya.
§  Dramatic Scene That Culminate Sequence:
Ayah Hadi pun naik pitam, sehingga mengusir Hadi dari rumah dan melarang Hadi untuk pulang apabila masih saja lebih mengurusi anak-anak jalanan ketimbangan perusahaan butik miliknya.

1.      Saat makan malam, Hadi, ayah, dan ibunya pun kumpul di meja makan. Ayah Hadi memulai perbincangan yang sempat terputus oleh Hadi tadi sore. Akan tetapi, Hadi tetap bersikeras untuk tetap menjalankan keinginannya dan mengindahkan kemauan orang tuanya.
2.      Ayah Hadi pun naik pitam, sehingga mengusir Hadi dari rumah dan melarang Hadi untuk pulang apabila masih saja lebih mengurusi anak-anak jalanan ketimbangan perusahaan butik miliknya.
3.        Hadi pun akhirnya keluar dari rumah dan memutuskan untuk tinggal bersama anak-anak jalanan di sekolah anak jalanan yang dirintisnya, yaitu di saung tua di bawah jembatan fly over.
Sequence 5
§  Tension/Question of Sequence:
Apakah Hadi betah dan bahagia tinggal di jalanan bersama anak-anak jalanan?Iya, ia justru betah dan bahagia.
§  Dramatic Event Sequence Built Around:
Hadi justru mendapatkan sebuah kebahagiaan tinggal di jalanan bersama anak-anak jalanan.
§  Dramatic Scene That Culminate Sequence:
Hadi mulai merasakan kehidupan jalanan yang keras namun penuh rasa berbagi dan cinta.

1.      Hadi mulai menjalani hidup di lingkungan jalanan bersama anak-anak jalanan.
2.      Hadi mendapatkan sebuah kebahagiaan atas senyum-senyum anak-anak jalanan yang selalu menghiasai hari-harinya.
3.      Di tengah malam, dalam perenungannya, Hadi menyadari bahwa kehidupan jalanan yang keras namun penuh rasa berbagi dan cinta.
Sequence 6
§  Tension/Question of Sequence:
Bagaimana kondisi orang tua Hadi di rumah setelah kepergian Hadi?Kacau, ayah Hadi mulai menyesal dan ibunya sakit parah.
§  Dramatic Event Sequence Built Around:
Ayah Hadi yang mulai menyesali keputusannya mengusir Hadi, ibunyayang tak kuat memikirkan Hadi pun, akhirnya jatuh sakit.Semakin hari, sakit ibunya semakin parah.
§  Dramatic Scene That Culminate Sequence:
Akhirnya ayah Hadi mencoba mencari Hadi untuk mengajaknya pulang.

1.      Di rumah, ayah Hadi mulai menyesali perbuatannya. Ibu Hadi pun jatuh sakit karena tak sanggup menahan rindu pada anak sematawayangnya.
2.      Semakin hari, sakit ibunya semakin parah.
3.      Akhirnya, ayah Hadi pun memutuskan untuk mencari Hadi karena khawatir sakit isterinya akan semakin parah apabila Hadi tidak juga pulang.
Sequence 7
§  Tension/Question of Sequence:
Apakah ayah Hadi berhasil menemukan Hadi? Iya, ia menemukan Hadi di sebuah saung tua sedang solat berjamaah bersama anak-anak jalanan.
§  Dramatic Event Sequence Built Around:
Ayah Hadi pun menemukan Hadi bersama 10 anak jalanan sedang solat berjamaah. Setelah itu,  Hadi mengajarkan anak-anak tersebut mengaji, sehingga membuat hati ayahnya tersentuh.
§  Dramatic Scene That Culminate Sequence:
Ayah Hadi pun akhirnya membuka hati untuk mendukung apa yang dilakukan oleh anaknya.

1.      Di bawah kolong fly over, tepatnya di sebuah saung tua, ayah melihat Hadi mengimami anak-anak jalanan solat dan setelah itu, ia mengajari mereka mengaji.
2.      Ayah, yang diam-diam memperhatikan Hadi pun tak kuasa menahan air matanya. Ia begitu terharu dan bangga atas apa yang dilakukan anaknya itu.
3.      Akhirnya, hati ayah Hadi pun terbuka. Ia pun segera menyapu air matanya dan memantapkan hati untuk menemui Hadi.
4.      Ayah Hadi mendekati Hadi dan memeluknya serta mengajak Hadi untuk pulang. Ia juga menyampaikan akan mendukung Hadi sepenuhnya untuk mengurus pendidikan anak-anak jalanan.
Sequence 8
§  Tension/Question of Sequence:
Apakah ibu Hadi membaik setelah kepulangan Hadi? Iya, ia membaik karena sebenarnya sakitnya itu adalah karena terlalu lama memendam rindu pada Hadi.
§  Dramatic Event Sequence Built Around:
Hadi pun pulang dan segera menemui ibunya di kamar.Ibu Hadi yang sudah terlalu lama memendam rindu segera memeluk Hadi dan mereka saling melepas rindu dalam dekapan serta tangis haru.
§  Dramatic Scene That Culminate Sequence:
Akhirnya orang tua Hadi mendukung sepenuhnya keinginan Hadi untuk tetap mengajar dan terus membangun sekolah anak jalanan menjadi lebih baik dan layak.

1.      Di kamar ibu Hadi terus saja menangis menunggu kedatangan Hadi.
2.      Hadi pun sampai di rumahnya dan segera bergegas menuju kamar ibunya.
3.      Mereka pun saling melepas rindu dengan saling berpelukan serta mengalirkan tangis haru dari mata air di matanya.
4.      Ayah Hadi pun mengungkapkan bahwa ia dan ibunya telah sepakat untuk mendukung sepenuhnya keinginan Hadi untuk tetap mengajar dan terus membangun sekolah.
8.            TREATMENT
01.  INT. Beranda Rumah – Rumah Hadi – Siang
Hadi bergegas untuk pergi keluar menghilangkan penatnya.Motor Satria-Fnya pun dihidupkan agar mesinnya panas dan siap untuk jalan. Seperti hari-hari lalu, Hadi akan berpetualang berkeliling kota untuk mencari sesuatu yang baru dalam hidupnya.

02.  EXT. Kolong Fly Over – Jalan Raya – Siang
Ternyata cuaca tak mendukung, hujan pun turun. Hadi berteduh di bawah jembatan fly over. Ada 10 anak jalanan sedang berdiskusi dan mempelajari sebuah buku bahasa Indonesia di saung tua. Hadi diam-diam memperhatikan mereka.Hadi merasa gelisah dan keadaan yang dilihatnya mengoyak-ngoyak jiwa kemanusiaannya.
Hadi pun mendekati anak-anak jalanan itu dan berbincang pada mereka.Hadi menawarkan diri untuk mengajar mereka.Akhirnya, anak-anak jalanan tersebut menyetujui Hadi untuk mengajar mereka tiap harinya di saung tua, di bawah jembatan itu.

03.  INT/EXT. Saung Tua, Kolong Fly Over – Jalan Raya – Siang
Keesokan harinya, Hadi mulai mengajar anak-anak jalanan dan sering membawakan buku pelajaran dan segala keperluan untuk belajar.
Seusai mengajar, sekilas muncul dari benak dan pikiran Hadi untuk mendirikan sebuah sekolah anak jalanan.

04.  INT. Ruang Keluarga– Rumah Hadi – Malam
Sesampainya di rumah, Hadi berhadapan dengan kedua orang tuanya yang menanyakan kegiatannya di luar selama ini.Ayah Hadi meminta Hadi untuk berhenti membuang-buang waktu di luar dan menyuruh Hadi untuk mengurus perusahaan butiknya.
Hadi tidak menjawab atas pertanyaan-pertanyaan orang tuanya, dia hanya tersenyum dan bergegas masuk ke dalam kamarnya.

05.  INT/EXT. Saung Tua, Kolong Fly Over – Jalan Raya – Pagi
Keesokan harinya, Hadi berhasil mendirikan sekolah anak jalanan dengan bantuan dari rekan-rekannya, bapak RT, dan warga di daerah sekolah itu.
Mereka semua meresmikan sekolah anak jalanan itu di saung tua tempat biasa Hadi mengajarkan anak-anak jalanan, sekolah itu diberi nama “Sekolah Saung Kita”. Tampak kebahagiaan di wajah-wajah mereka.

06.  INT. Ruang Keluarga – Rumah Hadi – Sore
Di rumahnya, Hadi terus mendapat tekanan untuk mengurus perusahaan butik ayahnya.Akhirnya, Hadi menjelaskan semua kegiatannya di luar dan menegaskan keinginannya untuk tetap mengajar dan menjalankan sekolah anak jalanan.
Ayahnya kesal dan sangat kecewa atas keputusan anaknya itu, ia pun memaksa Hadi untuk mengurus perusahaan butiknya. Hadi tak mengubris apa yang disampaikan ayahnya, ia segera pergi kedalam kamarnya.

07.  INT. Ruang Makan – Rumah Hadi – Malam
Saat makan malam, Hadi, ayah, dan ibunya pun kumpul di meja makan.Ayah Hadi memulai perbincangan yang sempat terputus oleh Hadi tadi sore.Akan tetapi, Hadi tetap bersikeras untuk tetap menjalankan keinginannya dan mengindahkan kemauan orang tuanya.
Ayah Hadi pun naik pitam, sehingga mengusir Hadi dari rumah dan melarang Hadi untuk pulang apabila masih saja lebih mengurusi anak-anak jalanan ketimbangan perusahaan butik miliknya.
Hadi pun akhirnya keluar dari rumah dan memutuskan untuk tinggal bersama anak-anak jalanan di sekolah anak jalanan yang dirintisnya, yaitu di saung tua di bawah jembatan fly over.

08.  INT/EXT. Saung Tua, Kolong Fly Over – Jalan Raya – Pagi
Hadi mulai menjalani hidup di lingkungan jalanan bersama anak-anak jalanan.Hadi mendapatkan sebuah kebahagiaan atas senyum-senyum anak-anak jalanan yang selalu menghiasai hari-harinya.

09.  INT/EXT. Saung Tua, Kolong Fly Over – Jalan Raya – Malam
Di tengah malam, dalam perenungannya, Hadi menyadari bahwa kehidupan jalanan yang keras namun penuh rasa berbagi dan cinta.Walaupun begitu, Hadi diam-diam menanam rindu pada orang tuanya.

10.  INT. Kamar Orang Tua Hadi – Rumah Hadi – Malam
Di rumah, ayah Hadi mulai menyesali perbuatannya.Ibu Hadi pun jatuh sakit karena tak sanggup menahan rindu pada anak sematawayangnya.Semakin hari, sakit ibunya semakin parah.
Akhirnya, ayah Hadi pun memutuskan untuk mencari Hadi karena khawatir sakit isterinya akan semakin parah apabila Hadi tidak juga pulang.

11.  INT/EXT. Saung Tua, Kolong Fly Over – Jalan Raya – Siang
Di bawah kolong fly over, tepatnya di sebuah saung tua, ayah melihat Hadi mengimami anak-anak jalanan solat dan setelah itu, ia mengajari mereka mengaji.
Ayah, yang diam-diam memperhatikan Hadi pun tak kuasa menahan air matanya.Ia begitu terharu dan bangga atas apa yang dilakukan anaknya itu.
Akhirnya, hati ayah Hadi pun terbuka.Ia pun segera menyapu air matanya dan memantapkan hati untuk menemui Hadi.
Ayah Hadi mendekati Hadi dan memeluknya serta mengajak Hadi untuk pulang.Ia juga menyampaikan akan mendukung Hadi sepenuhnya untuk mengurus pendidikan anak-anak jalanan.

12.  INT. Kamar Orang Tua Hadi – Rumah Hadi – Malam
Di kamar ibu Hadi terus saja menangis menunggu kedatangan Hadi.Hadi pun sampai di rumahnya dan segera bergegas menuju kamar ibunya.
Mereka pun saling melepas rindu dengan saling berpelukan serta mengalirkan tangis haru dari mata air di matanya.
Ayah Hadi pun mengungkapkan bahwa ia dan ibunya telah sepakat untuk mendukung sepenuhnya keinginan Hadi untuk tetap mengajar dan terus membangun sekolah.

9.            DIALOG
Fade In
01.  INT. Beranda Rumah – Rumah Hadi – Siang
Audio: Musik (Lagu Iwan Fals – Serdadu)
Hadi bergegas untuk pergi keluar menghilangkan penatnya.Motor Satria-Fnya pun dihidupkan agar mesinnya panas dan siap untuk jalan. Seperti hari-hari lalu, Hadi akan berpetualang berkeliling kota untuk mencari sesuatu yang baru dalam hidupnya.
HADI
Hidup itu ngebosenin kalo cuma di rumah.Mending hang-out deh keluar biar kaga bejamuran di rumah.Apalagi kalo di rumah mesti dengerin ceramahnya ayah. Heh, bete! Satriaku (kepada motor) bawa aku berpetualang hari ini!
Cut To
02.  EXT. Kolong Fly Over – Jalan Raya – Siang
Audio: Suara gemuruh angin dan guyuran hujan deras.
Ternyata cuaca tak mendukung, hujan pun turun. Hadi berteduh di bawah jembatan fly over. Ada 10 anak jalanan sedang berdiskusi dan mempelajari sebuah buku bahasa Indonesia di saung tua. Hadi diam-diam memperhatikan mereka.Hadi merasa gelisah dan keadaan yang dilihatnya mengoyak-ngoyak jiwa kemanusiaannya.
HADI
Pake ujan segala lagi!
(Menenggok ke sebelah kiri) Itu anak-anak lagi pada ngapain sih?
Ya Allah, ternyata mereka lagi diskusi tentang cara membaca puisi yang bener! Semangat juga itu anak-anak pada belajarnya.

Hadi pun mendekati anak-anak jalanan itu dan berbincang pada mereka.Hadi menawarkan diri untuk mengajar mereka.Akhirnya, anak-anak jalanan tersebut menyetujui Hadi untuk mengajar mereka tiap harinya di saung tua, di bawah jembatan itu.
HADI
Boleh, ikutan gabung?

ANAK-ANAK JALANAN
Boleh Bang!

HADI
Hebat ya kalian, walaupun dalam kekurangan, tapi tetap semangat belajarnya. Boleh enggak abang bantu jadi pengajar kalian di sini?

ANAK-ANAK JALANAN
Boleh Banget bang!

HADI
Yaudah, besok abang dateng lagi. Nanti kita belajar sama-sama ya!

ANAK-ANAK JALANAN
Oke bang!
Cut To
03.  INT/EXT. Saung Tua, Kolong Fly Over – Jalan Raya – Siang
Audio: Musik (lagu Nidji – Laskar Pelangi)
Keesokan harinya, Hadi mulai mengajar anak-anak jalanan dan sering membawakan buku pelajaran dan segala keperluan untuk belajar.
Seusai mengajar, sekilas muncul dari benak dan pikiran Hadi untuk mendirikan sebuah sekolah anak jalanan.
Cut To
HADI
Kayanya, akan lebih baik kalo gue bikin sekolah anak jalanan, biar anak-anak jalanan yang semangat belajar kaya mereka bisa juga dapet pendidikan yang baik dan layak. Gue mesti bisa jadiin itu.
Cut To
04.  INT. Ruang Keluarga– Rumah Hadi – Malam
Sesampainya di rumah, Hadi berhadapan dengan kedua orang tuanya yang menanyakan kegiatannya di luar selama ini.Ayah Hadi meminta Hadi untuk berhenti membuang-buang waktu di luar dan menyuruh Hadi untuk mengurus perusahaan butiknya.
AYAH
Darimana aja, keluyuran tiap hari! Mulai besok kamu enggak usah keluar-luar enggak jelas lagi karena mulai besok kamu mesti urus perusahaan butik ayah!

IBU
Betul, Nak! Kamu nurut ya kata ayahmu!

HADI
(hanya tersenyum)

Hadi tidak menjawab atas pertanyaan-pertanyaan orang tuanya, dia hanya tersenyum dan bergegas masuk ke dalam kamarnya.
Cut To
05.  INT/EXT. Saung Tua, Kolong Fly Over – Jalan Raya – Pagi
Audio: Musik (lagu D’Masiv – Jangan Menyerah)
Keesokan harinya, Hadi berhasil mendirikan sekolah anak jalanan dengan bantuan dari rekan-rekannya, bapak RT, dan warga di daerah sekolah itu.
Mereka semua meresmikan sekolah anak jalanan itu di saung tua tempat biasa Hadi mengajarkan anak-anak jalanan, sekolah itu diberi nama “Sekolah Saung Kita”. Tampak kebahagiaan di wajah-wajah mereka.
SEMUA
(saling sorak sorai)
Cut To
06.  INT. Ruang Keluarga – Rumah Hadi – Sore
Audio: Musik tegang (Instrumen gitar dan perkusi)
Di rumahnya, Hadi terus mendapat tekanan untuk mengurus perusahaan butik ayahnya.Akhirnya, Hadi menjelaskan semua kegiatannya di luar dan menegaskan keinginannya untuk tetap mengajar dan menjalankan sekolah anak jalanan.
AYAH
Hadi! Kamu tuh jadi anak enggak bisa ya dibilangin sama orang tua! Kamu udah dibiayain kuliah mahal-mahal sampe sarjana, tapi kerjaan kamu cuma keluyuran aja, berangkat pagi-pulang malam, berangkat pagi-pulang malam. Begitu aja kerjaan kamu setiap hari! Bukannya bantuin orang tua! Ayah sudah kuliahin kamu jadi sarjana ekonomi biar kamu bisa nerusin perusahaan butik ayah! Ayah sudah tua, sekarang giliran kamu yang ngurus ini semua.

HADI
Hadi enggak bakal yah jadi ngurusin perusahaan. Lagipula yang nyuruh Hadi untuk kuliah di Fakultas Ekonomi kan ayah bukan atas dasar kemauan Hadi. Cita-cita Hadi tuh mau jadi guru yah! Selama ini juga Hadi bukan keluyuran enggak jelas, Hadi ngajar di Sekolah Saung Kita, sekolahnya anak jalanan.

AYAH
Oh, sudah bisa ya kamu ngebalikin omongan ayah?
Guru itu masa depannya enggak jelas, ayah enggak mau punya anak yang masa depannya enggak jelas. Emang kamu dapet gaji berapa ngajar di sana?

HADI
Siapa bilang masa depan guru itu enggak jelas, jelas kok!
Aku enggak digaji, aku ikhlas ngajarin mereka.

AYAH
(tertawa) Itu buktinya bahwa masa depan guru itu enggak jelas. Terlalu mengedepankan keikhlasan ketimbang kebutuhan perut atau rumah tangganya.

HADI
Ya terserah ayahlah, Hadi cape mau istirahat di kamar.

AYAH
Heh! Ayah belum selesai ngomong malah ditinggal, ayah enggak mau tahu, kamu besok berhenti ngajar di tempat anak-anak jalanan itu dan mulai besok kamu urus perusahaan butik ayah!

Ayahnya kesal dan sangat kecewa atas keputusan anaknya itu, ia pun memaksa Hadi untuk mengurus perusahaan butiknya. Hadi tak mengubris apa yang disampaikan ayahnya, ia segera pergi kedalam kamarnya.
Cut To
07.  INT. Ruang Makan – Rumah Hadi – Malam
Audio: musik tegang (instrumen gitar)
Saat makan malam, Hadi, ayah, dan ibunya pun kumpul di meja makan.Ayah Hadi memulai perbincangan yang sempat terputus oleh Hadi tadi sore.Akan tetapi, Hadi tetap bersikeras untuk tetap menjalankan keinginannya dan mengindahkan kemauan orang tuanya.
AYAH
Hadi, ayah enggak mau tahu, besok kamu mesti ikut ayah ke kantor. Kamu akan ayah promosikan sebagai direktur yang baru di perusahaan ayah. Ayah enggak mau kamu lama-lama hidup dalam ketidakjelasan di tempat anak-anak jalanan itu. Tinggalkan dan hapus cita-cita kamu menjadi guru. Guru itu tidak bermasa depan!

IBU
Sabar yah, enggak perlu sekeras itu nasehatin Hadi. Dia sudah besar, dia akan tahu mana yang terbaik untuk dirinya.
(kepada Hadi) Nak, coba kamu dengarkan perkataan ayahmu.Ikuti, itu yang terbaik untuk kamu.

HADI
Yang terbaik untuk aku, atau ayah bu?
Hadi enggak mau ngurus butik, Hadi mau ngajar aja!

AYAH
(kepada ibu) Lihat, anakmu sekarang! Sudah berani dia melawan orang tuanya!

HADI
Dari dulu Hadi selalu nurutin mau ayah dan mau ayah tuh enggak pernah ada habisnya. Hadi cape hidup selalu diatur sama ayah. Hadi mau punya jalan hidup sendiri!

Ayah Hadi pun naik pitam, sehingga mengusir Hadi dari rumah dan melarang Hadi untuk pulang apabila masih saja lebih mengurusi anak-anak jalanan ketimbangan perusahaan butik miliknya.
AYAH
Dasar anak kurang ajar! Pergi sana dari rumah ini kalo kamu mau punya jalan hidup sendiri. Enggak perlu orang tua! Biar kamu rasain hidup jadi anak jalanan.

IBU
Ayah, apa-apaan sih! Ngusir anak kok seenaknya.

HADI
Biar bu, Hadi akan keluar dari rumah ini! (melangkah keluar dari rumah)
Hadi pun akhirnya keluar dari rumah dan memutuskan untuk tinggal bersama anak-anak jalanan di sekolah anak jalanan yang dirintisnya, yaitu di saung tua di bawah jembatan fly over.
Cut To
08.  INT/EXT. Saung Tua, Kolong Fly Over – Jalan Raya – Pagi
Audio: Musik (lagu D’Masiv – Jangan Menyerah)
Hadi mulai menjalani hidup di lingkungan jalanan bersama anak-anak jalanan.Hadi mendapatkan sebuah kebahagiaan atas senyum-senyum anak-anak jalanan yang selalu menghiasai hari-harinya.
Cut To
09.  INT/EXT. Saung Tua, Kolong Fly Over – Jalan Raya – Malam
Audio: Musik (lagu Iwan Fals – Ibu)
Di tengah malam, dalam perenungannya, Hadi menyadari bahwa kehidupan jalanan yang keras namun penuh rasa berbagi dan cinta.Walaupun begitu, Hadi diam-diam menanam rindu pada orang tuanya.
HADI
Ternyata kehidupan jalanan itu keras juga ya, pantesan aja ayah selalu minta gue untuk ngurus perusahaan butiknya, biar gue enggak hidup susah kaya anak-anak jalanan di sini, tetapi gue salut banget sama anak-anak jalanan, mereka solid banget, mereka tahu artinya berbagi dan cinta. Kalo di rumah kayanya gue jarang dapet hal-hal kaya gitu dari ayah, ya paling cuma dari ibu aja.
Gimana kondisi ibu sekarang?Mudah-mudahan ibu selalu sehat.
Kalo ayah?hemm… entahlah, biarin aja ayah dengan keegoisannya. Yang pasti gue mau buktiin ke ayah kalo gw bisa hidup tanpa segala kebutuhan yang dia berikan. Gue mesti bisa mandiri!
Cut To
10.  INT. Kamar Orang Tua Hadi – Rumah Hadi – Malam

Di rumah, ayah Hadi mulai menyesali perbuatannya.Ibu Hadi pun jatuh sakit karena tak sanggup menahan rindu pada anak sematawayangnya.Semakin hari, sakit ibunya semakin parah.
IBU
Yah, yah… cari Hadi yah. Ajak dia pulang! (igauan ibu dalam tidurnya dan itu terus diulang ibu)

AYAH
Ya Allah, kasihan ibu terus memikirkan Hadi.Apa mungkin aku terlalu keras dengan Hadi? Apa aku sudah keterlaluan terhadapnya?
(berpikir dan merenung)
Sepertinya aku salah mengusir Hadi, kasihan ibu terus mengigau dan menyebut-nyebut nama Hadi. Dia sangat mencintai Hadi.
IBU
(terbangun) Mana Hadi yah, mana Hadi? (lalu menangis) cari Hadi yah, ajak dia pulang. (menyandarkan kepala pada bahu ayah)

AYAH
iya, bu. Ayah akan cari Hadi dan mengajaknya pulang. Ibu yang sabar ya, sekarang ibu istirahat, biar cepat sembuh. In sya Allah nanti Hadi akan pulang.

Akhirnya, ayah Hadi pun memutuskan untuk mencari Hadi karena khawatir sakit isterinya akan semakin parah apabila Hadi tidak juga pulang.
Cut To
11.  INT/EXT. Saung Tua, Kolong Fly Over – Jalan Raya – Siang
Audio: Musik (lagu Opick – Taubat)
Di bawah kolong fly over, tepatnya di sebuah saung tua, ayah melihat Hadi mengimami anak-anak jalanan solat dan setelah itu, ia mengajari mereka mengaji.
Ayah, yang diam-diam memperhatikan Hadi pun tak kuasa menahan air matanya.Ia begitu terharu dan bangga atas apa yang dilakukan anaknya itu.
Akhirnya, hati ayah Hadi pun terbuka.Ia pun segera menyapu air matanya dan memantapkan hati untuk menemui Hadi.
AYAH
Ya Allah, ternyata benar aku telah salah.Betapa mulianya menjadi seorang guru.Aku telah salah selalu memaksa anakku untuk mengikuti kemauanku dan memaksa dia untuk menjadi sepertiku mengurusi perusahaan butik yang sudah turun-temurun dalam keluargaku.

Ayah Hadi mendekati Hadi dan memeluknya serta mengajak Hadi untuk pulang.Ia juga menyampaikan akan mendukung Hadi sepenuhnya untuk mengurus pendidikan anak-anak jalanan.
AYAH
Hadi!

HADI
Ayah!

AYAH
(memeluk hadi) Maafkan ayah nak! Maaf kan ayah! Ayah sudah keterlaluan padamu, ayah hanya bermaksud memperbaiki hidupmu, agar kamu tidak menjadi susah, tetapi karena ego ayah, kamu malah jadi menderita. Pulanglah nak, ibu sudah sangat merindukan kamu.Dia sakit di rumah dan terus mengigau menyebut-nyebut namamu.
HADI
Ya Allah, ibu sakit yah?

AYAH
Iya, dia sangat merindukan kamu.Marilah ikut ayah pulang. Ayah berjanji akan mendukung cita-citamu untuk menjadi guru dan ayah akan membantu membiayai sekolah ini.

HADI
Alhamdulillah, terima kasih ya Allah. Baik yah, Hadi akan pulang bersama ayah.
Cut To
12.  INT. Kamar Orang Tua Hadi – Rumah Hadi – Malam
Di kamar ibu Hadi terus saja menangis menunggu kedatangan Hadi.Hadi pun sampai di rumahnya dan segera bergegas menuju kamar ibunya.
HADI
Ibu….

IBU
Hadi….

Mereka pun saling melepas rindu dengan saling berpelukan serta mengalirkan tangis haru dari mata air di matanya.
IBU
Jangan pernah tinggalkan ibu lagi nak, ibu enggak sanggup ditinggalin kamu.Kamu anak ibu satu-satunya. Ibu sayang sekali sama kamu.

HADI
Iya bu, Hadi enggak akan tinggalin ibu lagi. Maafin Hadi ya sudah bikin ibu khawatir dan sakit kaya gini.

IBU
Iya nak. (menciumi pipi Hadi)

Ayah Hadi pun mengungkapkan bahwa ia dan ibunya telah sepakat untuk mendukung sepenuhnya keinginan Hadi untuk tetap mengajar dan terus membangun sekolah.
AYAH
Hadi, maafkan ayah.Ini semua karena ayah yang terlalu keras terhadap kamu. Ayah janji akan terus mensupport kamu untuk jadi guru dan ayah akan bantu sekolah Saung Kita untuk bisa memiliki bangunan resmi dan fasilitas sekolah yang baik dan layak.
HADI
Alhamdulillah, terima kasih ayah, ibu.Hadi sayang dengan kalian. (mereka pun saling merangkul dan mendekap penuh kasih, mengalirkan cinta di antara keretakan-keretakan masalah kemarin dan menyatukan kembali kepercayaan, rasa sayang, dan cinta)

Fade Out