NASKAH
SKENARIO FILM
MEMBANGUN CITA DAN CINTA
1.
PREMIS
Hadi seorang sarjana ekonomi yang
mengajar 10 anak jalanan dan mencoba merintis sekolah anak jalanan, namun orang
tuanya selalu menuntut untuk bekerja di perusahaan butik milik ayahnya.
2.
TEMA
Pendidikan.
3.
PLOT
§ Ending
Hadi tetap mengajar 10 anak jalanan
dan berhasil mendirikan sekolah untuk anak jalanan dengan dukungan penuh dari
orang tuanya.
§ Beginning
Setelah meraih gelar sarjana, Hadi
sering sekali melepas penatnya kehidupan rumah dengan berjalan-jalan.
§ Inciting Incident
Suatu ketika, Hadi bertemu dengan 10
anak di pinggiran kota, yang sedang berdiskusi dan mempelajari sebuah buku
bahasa Indonesia. Keadaan yang sangat memprihatinkan itu mengoyak-ngoyak hati
Hadi, di antara gedung-gedung besar kota, mereka terasingkan. Sulit sejahtera,
sulit pendidikan, dan hidup serba sulit di sebuah kota metropolitan, tetapi di
wajah-wajah mereka ada rasa syukur dan terukir senyum-senyum bahagia.
§ Lock-in
Hadi telah beberapa kali mengajari
ilmu-ilmu pengetahuan ke 10 anak jalanan tersebut. Setelah itu, mencullah ide
Hadi untuk mendirikan sekolah anak jalanan di pinggir kotatersebut agar 10 anak
jalanan dan anak-anak jalanan yang lain bisa mendapatkan pendidikan yang lebih
baik dan layak.Namun, idenya terhalang oleh tuntutan orang tuanya untuk segera
mengurusi usaha ayahnya.
§ First Culmination
Orang tua Hadi, terutama ayahnya yang
akan mewariskan perusahaan butiknya kecewa ketika tahu bahwa Hadienggan
mengurusi perusahaan miliknya dan lebih memilih untuktetap mengajar anak-anak
jalanan serta tetap akan menjalankan sekolah anak jalanan yang dirintisnya.
§ Main Culmination
Terjadilah percekcokan hebat di dalam
keluarga Hadi, yang mengharuskan Hadi untuk keluar dari rumahnya.Akhirnya Hadi pun
tinggal bersama 10 muridnya (anak jalanan).Dari sinilah Hadi merasakan pula
bagaimana menjadi anak yang terusir dari rumah dan hidup di jalanan.
§ Third Act Twist
Ayah Hadi pun menyesali tindakannya
yang telah mengusir Hadi.Ibu Hadi sakit keras karena tak sanggup memikirkan
anaknya.Akhirnya ayah mencari Hadi dan menemukan Hadi bersama 10 anak jalanan
sedang solat berjamaah. Setelah itu,
Hadi mengajarkan anak-anak tersebut mengaji, sehingga membuat hati
ayahnya tersentuh, ia baru menyadari ternyata Hadi memiliki hati yang tulus dan
begitu peduli akan kesulitan orang lain serta rela melepas semua fasilitas
kepunyaan orang tuanya yang bisa dinikmatinya, lalu memilih untuk tetap bisa
berbagi. Ayah Hadi pun akhirnya membuka hati untuk mendukung apa yang dilakukan
oleh anaknya.
4.
SIKUEN
ACT ONE
Sequence 1 – Hadi
melepas penatnya di dalam rumah dengan sering sekali keluar mencari sesuatu
yang baru yang belum pernah dirasakannya. Namun, di suatu tempat di pinggiran
kota Jakarta, Hadi melihat 10 anak jalanan sedang berdiskusi dan mempelajari
sebuah buku bahasa Indonesia di saung tua bawah jembatan. Hal tersebut membuat
Hati Hadi gelisah karena apa yang dilihatnya itu sangat mengoyak-ngoyak jiwa
kemanusiaannya.
Sequence 2 – Hadi
pun mencoba untuk mengajar anak-anak tersebut, Hadi juga sering membawa
buku-buku pelajaran dan kebutuhan untuk mereka belajar, hingga terpikir olehnya
untuk mendirikan sekolah anak jalanan, agar anak-anak jalanan benar-benar bisa
mendapatkan pendidikan yang lebih baik dan layak. Hadi mulai mendapat halangan
oleh orang tuanya dengan tuntutan untuk segera mengurusi usaha ayahnya. Namun,
dengan kegigihan Hadi, akhirnya ia berhasil merintis sekolah anak jalanan.
ACT TWO
Sequence 3 –Hadienggan
mengurusi perusahaan milik ayahnya dan lebih memilih untuktetap mengajar
anak-anak jalanan serta tetap akan menjalankan sekolah anak jalanan yang
dirintisnya sehingga membuat orang tua sangat kecewa.
Sequence 4 – Terjadilah
percekcokan antara hadi dengan orang tuanya, yang memaksa Hadi untuk pergi dari
rumahnya dan tinggal bersama 10 anak muridnya di saung tempat ia mengajar.
Sequence 5 –Hadi
justru mendapatkan sebuah kebahagiaan setelah menyadari bahwa beginilah nasib
10 anak jalanan yang ditemuinya karena ia mulai merasakan kehidupan jalanan
yang keras namun penuh rasa berbagi dan cinta.
Sequence 6 – Ayah
Hadi yang mulai menyesali keputusannya mengusir Hadi, ibunyayang tak kuat
memikirkan Hadi pun, akhirnya jatuh sakit.Semakin hari, sakit ibunya semakin
parah.Akhirnya ayah Hadi mencoba mencari Hadi untuk mengajaknya pulang.
ACT THREE
Sequence 7 – Ayah
Hadi pun menemukan Hadi bersama 10 anak jalanan sedang solat berjamaah. Setelah
itu, Hadi mengajarkan anak-anak tersebut
mengaji, sehingga membuat hati ayahnya tersentuh, ia baru menyadari ternyata
Hadi memiliki hati yang tulus dan begitu peduli akan kesulitan orang lain serta
rela melepas semua fasilitas kepunyaan orang tuanya yang bisa dinikmatinya,
lalu memilih untuk tetap bisa berbagi. Ayah Hadi pun akhirnya membuka hati
untuk mendukung apa yang dilakukan oleh anaknya.
Sequence 8 –Ibu
Hadi berangsur membaik setelah kepulangan Hadi ke rumah. Akhirnya orang tua
Hadi mendukung sepenuhnya keinginan Hadi untuk tetap mengajar dan terus membangun
sekolah anak jalanan menjadi lebih baik dan layak.
5.
BASIC STORY
Setelah lulus
menjadi sarjana ekonomi, Hadi memiliki kebiasaan pergi keluar rumah untuk
menghilangkan suntuk. Suatu ketika Hadi melihat 10 anak jalanan sedang
berdiskusi di sebuah saung tua di bawah kolong jembatan.Dari sinilah muncul
kepedulian Hadi.Ia mencoba untuk mengajar dan berharap dapat mendirikan sekolah
anak jalanan. Namun, keinginannya terhalang oleh tuntutan orang tuanya untuk
mengurusi sebuah perusahaan butik milik ayahnya. Apakah Hadi akan tetap
mengajar dan berhasil mendirikan sekolah anak jalanan yang diharapkannya, atau
justru Hadi meninggalkan itu semua dan mengurusi perusahaan butik milik
ayahnya?
6.
SINOPSIS
Hadi baru lulus sebagai seorang
sarjana ekonomi, ia merupakan anak dari pengusaha butik terkenal. Ayahnya
sangat berharap Hadi sebagai anak satu-satunya dapat meneruskan perusahaan
butik miliknya.Oleh karena itulah, Hadi dikuliahkan di fakultas ekonomi untuk
dapat mengembangkan usaha milik keluarganya itu.
Namun setelah kelulusannya, Hadi
justru sering menghabiskan waktu untuk keluar rumah mencari suasana baru karena
ia sangat merasa penat dan suntuk di rumah dengan tuntutan dari orang tuanya
untuk mengurus perusahaan yang sebenarnya bukanlah pasionnya.
Suatu ketika, di pinggir kota
tepatnya di bawah jembatan layang ada 10 anak-anak jalanan yang sedang
berdiskusi mempelajari sebuah buku bahasa Indonesia di sebuah saung tua. Hadi
yang penasaran akhirnya mendekati dan memperhatikan benar-benar anak-anak
tersebut.Apa yang dilihatnya tersebut membuat Hati Hadi gelisah karena hal itu
sangat mengoyak-ngoyak jiwa kemanusiaannya.
Hadi pun mencoba untuk mengajar
anak-anak tersebut, Hadi juga sering membawa buku-buku pelajaran dan kebutuhan
untuk mereka belajar, hingga terpikir olehnya untuk mendirikan sekolah anak
jalanan, agar anak-anak jalanan benar-benar bisa mendapatkan pendidikan yang
lebih baik dan layak.Hadi mulai mendapat halangan oleh orang tuanya dengan
tuntutan untuk segera mengurusi usaha ayahnya. Namun, dengan kegigihan Hadi,
akhirnya ia berhasil merintis sekolah anak jalanan.
Hadienggan mengurusi perusahaan milik
ayahnya dan lebih memilih untuktetap mengajar anak-anak jalanan serta tetap
akan menjalankan sekolah anak jalanan yang dirintisnya sehingga membuat orang
tua sangat kecewa.Terjadilah percekcokan hebat antara hadi dengan orang tuanya,
yang memaksa Hadi untuk pergi dari rumahnya dan tinggal bersama 10 anak
muridnya di saung tempat ia mengajar.
Setelah beberapa minggu Hadi tak
pulang dan hidup di jalanan, Hadi justru mendapatkan sebuah kebahagiaan setelah
menyadari bahwa beginilah nasib 10 anak jalanan yang ditemuinya karena ia mulai
merasakan kehidupan jalanan yang keras namun penuh rasa berbagi dan cinta.
Ayah Hadi yang mulai menyesali
keputusannya mengusir Hadi, ibunyayang tak kuat memikirkan Hadi pun, akhirnya
jatuh sakit.Semakin hari, sakit ibunya semakin parah.Akhirnya ayah Hadi mencoba
mencari Hadi untuk mengajaknya pulang.
Ayah Hadi pun menemukan Hadi bersama
10 anak jalanan sedang solat berjamaah. Setelah itu, Hadi mengajarkan anak-anak tersebut mengaji,
sehingga membuat hati ayahnya tersentuh, ia baru menyadari ternyata Hadi
memiliki hati yang tulus dan begitu peduli akan kesulitan orang lain serta rela
melepas semua fasilitas kepunyaan orang tuanya yang bisa dinikmatinya, lalu
memilih untuk tetap bisa berbagi. Ayah Hadi pun akhirnya membuka hati untuk
mendukung apa yang dilakukan oleh anaknya.
Ibu Hadi berangsur membaik setelah
kepulangan Hadi ke rumah. Akhirnya orang tua Hadi mendukung sepenuhnya
keinginan Hadi untuk tetap mengajar dan terus membangun sekolah anak jalanan
menjadi lebih baik dan layak.***
7.
STEP
OUTLINE
Sequence 1
§ Tension/Question of Sequence:
Apakah
Hadi bisa melepas penatnya?Bisa, dengan keluar rumah dan mencari sesuatu yang
baru.
§ Dramatic Event Sequence Built Around:
Hadi
melihat 10 anak jalanan sedang berdiskusi dan mempelajari sebuah buku bahasa
Indonesia di saung tua bawah jembatan.
§ Dramatic Scene That Culminate Sequence:
Hal
tersebut membuat Hati Hadi gelisah karena apa yang dilihatnya itu sangat
mengoyak-ngoyak jiwa kemanusiaannya.
1.
Hadi
bergegas untuk pergi keluar menghilangkan penat menggunakan motor.
2.
Ternyata
cuaca tak mendukung, hujan pun turun. Hadi berteduh di bawah jembatan fly over.
3.
Ada
10 anak jalanan sedang berdiskusi dan mempelajari sebuah buku bahasa Indonesia
di saung tua.Hadi diam-diam memperhatikan mereka.Hadi merasa gelisah dan
keadaan yang dilihatnya mengoyak-ngoyak jiwa kemanusiaannya.
4.
Hadi
pun mendekati anak-anak jalanan itu dan berbincang pada mereka.Hadi menawarkan
diri untuk mengajar mereka.Akhirnya, anak-anak jalanan tersebut menyetujui Hadi
untuk mengajar mereka tiap harinya di saung tua, di bawah jembatan itu.
Sequence 2
§ Tension/Question of Sequence:
Apakah
Hadi jadi mengajar anak-anak jalanan tersebut?Jadi, ia pun sering membawakan
segala keperluan untuk belajar.
§ Dramatic Event Sequence Built Around:
Hadi
terpikir untuk mendirikan sekolah anak jalanan, agar anak-anak jalanan benar-benar
bisa mendapatkan pendidikan yang lebih baik dan layak.
§ Dramatic Scene That Culminate Sequence:
Hadi
mulai mendapat halangan oleh orang tuanya dengan tuntutan untuk segera
mengurusi usaha ayahnya. Namun, dengan kegigihan Hadi, akhirnya ia berhasil
merintis sekolah anak jalanan.
1.
Hadi
mulai mengajar anak-anak jalanan dan sering membawakan buku pelajaran dan
segala keperluan untuk belajar.
2.
Seusai
mengajar, sekilas muncul dari benak dan pikiran Hadi untuk mendirikan sebuah
sekolah anak jalanan.
3.
Sesampainya
di rumah, Hadi berhadapan dengan kedua orang tuanya yang menanyakan kegiatannya
di luar selama ini.
4.
Ayah
Hadi meminta Hadi untuk berhenti membuang-buang waktu di luar dan menyuruh Hadi
untuk mengurus perusahaan butiknya.
5.
Hadi
tidak menjawab atas pertanyaan-pertanyaan orang tuanya, dia hanya tersenyum dan
bergegas masuk ke dalam kamarnya.
6.
Keesokan
harinya, Hadi berhasil mendirikan sekolah anak jalanan dengan bantuan dari
rekan-rekannya, bapak RT, dan warga di daerah sekolah itu.
Sequence 3
§ Tension/Question of Sequence:
Apakah
Hadi mau mengurus perusahaan butik milik ayahnya?Tidak, ia lebih memilih untuk
tetap mengajar dan menjalankan sekolah anak jalanannya.
§ Dramatic Event Sequence Built Around:
Orang
tua Hadi akhirnya mengetahui apa yang dilakukan anaknya selama ini di luar sana
dan menyuruh Hadi untuk berhenti berkegiatan di luar serta menyuruh Hadi untuk
mengurus peruahasaan butik ayahnya.
§ Dramatic Scene That Culminate Sequence:
Hadi
menolak kehendak ayahnya, sehingga membuat ayahnya sangat kesal dan kecewa.
1.
Di
rumahnya, Hadi terus mendapat tekanan untuk mengurus perusahaan butik ayahnya.
2.
Akhirnya,
Hadi menjelaskan semua kegiatannya di luar dan menegaskan keinginannya untuk
tetap mengajar dan menjalankan sekolah anak jalanan.
3.
Ayahnya
kesal dan sangat kecewa atas keputusan anaknya itu, ia pun memaksa Hadi untuk
mengurus perusahaan butiknya.
4.
Hadi
tak mengubris apa yang disampaikan ayahnya, ia segera pergi kedalam kamarnya.
Sequence 4
§ Tension/Question of Sequence:
Apa
yang akan terjadi dalam keluarga Hadi? Percekcokan.
§ Dramatic Event Sequence Built Around:
Saat
makan malam, Hadi, ayah, dan ibunya pun kumpul di meja makan.Ayah Hadi memulai
perbincangan yang sempat terputus oleh Hadi tadi sore.Akan tetapi, Hadi tetap
bersikeras untuk tetap menjalankan keinginannya dan mengindahkan kemauan orang
tuanya.
§ Dramatic Scene That Culminate Sequence:
Ayah
Hadi pun naik pitam, sehingga mengusir Hadi dari rumah dan melarang Hadi untuk
pulang apabila masih saja lebih mengurusi anak-anak jalanan ketimbangan
perusahaan butik miliknya.
1. Saat makan malam, Hadi, ayah, dan
ibunya pun kumpul di meja makan. Ayah Hadi memulai perbincangan yang sempat
terputus oleh Hadi tadi sore. Akan tetapi, Hadi tetap bersikeras untuk tetap
menjalankan keinginannya dan mengindahkan kemauan orang tuanya.
2. Ayah Hadi pun naik pitam, sehingga
mengusir Hadi dari rumah dan melarang Hadi untuk pulang apabila masih saja
lebih mengurusi anak-anak jalanan ketimbangan perusahaan butik miliknya.
3.
Hadi
pun akhirnya keluar dari rumah dan memutuskan untuk tinggal bersama anak-anak
jalanan di sekolah anak jalanan yang dirintisnya, yaitu di saung tua di bawah
jembatan fly over.
Sequence 5
§ Tension/Question of Sequence:
Apakah
Hadi betah dan bahagia tinggal di jalanan bersama anak-anak jalanan?Iya, ia
justru betah dan bahagia.
§ Dramatic Event Sequence Built Around:
Hadi
justru mendapatkan sebuah kebahagiaan tinggal di jalanan bersama anak-anak
jalanan.
§ Dramatic Scene That Culminate Sequence:
Hadi mulai
merasakan kehidupan jalanan yang keras namun penuh rasa berbagi dan cinta.
1. Hadi mulai menjalani hidup di
lingkungan jalanan bersama anak-anak jalanan.
2. Hadi mendapatkan sebuah kebahagiaan
atas senyum-senyum anak-anak jalanan yang selalu menghiasai hari-harinya.
3. Di tengah malam, dalam perenungannya,
Hadi menyadari bahwa kehidupan jalanan yang keras namun penuh rasa berbagi dan
cinta.
Sequence 6
§ Tension/Question of Sequence:
Bagaimana
kondisi orang tua Hadi di rumah setelah kepergian Hadi?Kacau, ayah Hadi mulai
menyesal dan ibunya sakit parah.
§ Dramatic Event Sequence Built Around:
Ayah
Hadi yang mulai menyesali keputusannya mengusir Hadi, ibunyayang tak kuat
memikirkan Hadi pun, akhirnya jatuh sakit.Semakin hari, sakit ibunya semakin
parah.
§ Dramatic Scene That Culminate Sequence:
Akhirnya
ayah Hadi mencoba mencari Hadi untuk mengajaknya pulang.
1. Di rumah, ayah Hadi mulai menyesali
perbuatannya. Ibu Hadi pun jatuh sakit karena tak sanggup menahan rindu pada
anak sematawayangnya.
2. Semakin hari, sakit ibunya semakin
parah.
3. Akhirnya, ayah Hadi pun memutuskan
untuk mencari Hadi karena khawatir sakit isterinya akan semakin parah apabila
Hadi tidak juga pulang.
Sequence 7
§ Tension/Question of Sequence:
Apakah
ayah Hadi berhasil menemukan Hadi? Iya, ia menemukan Hadi di sebuah saung tua
sedang solat berjamaah bersama anak-anak jalanan.
§ Dramatic Event Sequence Built Around:
Ayah
Hadi pun menemukan Hadi bersama 10 anak jalanan sedang solat berjamaah. Setelah
itu, Hadi mengajarkan anak-anak tersebut
mengaji, sehingga membuat hati ayahnya tersentuh.
§ Dramatic Scene That Culminate Sequence:
Ayah
Hadi pun akhirnya membuka hati untuk mendukung apa yang dilakukan oleh anaknya.
1. Di bawah kolong fly over, tepatnya di sebuah saung tua, ayah melihat Hadi mengimami
anak-anak jalanan solat dan setelah itu, ia mengajari mereka mengaji.
2. Ayah, yang diam-diam memperhatikan
Hadi pun tak kuasa menahan air matanya. Ia begitu terharu dan bangga atas apa
yang dilakukan anaknya itu.
3. Akhirnya, hati ayah Hadi pun terbuka.
Ia pun segera menyapu air matanya dan memantapkan hati untuk menemui Hadi.
4. Ayah Hadi mendekati Hadi dan
memeluknya serta mengajak Hadi untuk pulang. Ia juga menyampaikan akan
mendukung Hadi sepenuhnya untuk mengurus pendidikan anak-anak jalanan.
Sequence 8
§ Tension/Question of Sequence:
Apakah
ibu Hadi membaik setelah kepulangan Hadi? Iya, ia membaik karena sebenarnya
sakitnya itu adalah karena terlalu lama memendam rindu pada Hadi.
§ Dramatic Event Sequence Built Around:
Hadi
pun pulang dan segera menemui ibunya di kamar.Ibu Hadi yang sudah terlalu lama
memendam rindu segera memeluk Hadi dan mereka saling melepas rindu dalam
dekapan serta tangis haru.
§ Dramatic Scene That Culminate Sequence:
Akhirnya
orang tua Hadi mendukung sepenuhnya keinginan Hadi untuk tetap mengajar dan terus
membangun sekolah anak jalanan menjadi lebih baik dan layak.
1. Di kamar ibu Hadi terus saja menangis
menunggu kedatangan Hadi.
2. Hadi pun sampai di rumahnya dan
segera bergegas menuju kamar ibunya.
3. Mereka pun saling melepas rindu
dengan saling berpelukan serta mengalirkan tangis haru dari mata air di
matanya.
4. Ayah Hadi pun mengungkapkan bahwa ia
dan ibunya telah sepakat untuk mendukung sepenuhnya keinginan Hadi untuk tetap
mengajar dan terus membangun sekolah.
8.
TREATMENT
01. INT. Beranda Rumah – Rumah Hadi – Siang
Hadi
bergegas untuk pergi keluar menghilangkan penatnya.Motor Satria-Fnya pun
dihidupkan agar mesinnya panas dan siap untuk jalan. Seperti hari-hari lalu,
Hadi akan berpetualang berkeliling kota untuk mencari sesuatu yang baru dalam
hidupnya.
02. EXT. Kolong Fly Over – Jalan Raya – Siang
Ternyata
cuaca tak mendukung, hujan pun turun. Hadi berteduh di bawah jembatan fly over. Ada 10 anak jalanan sedang
berdiskusi dan mempelajari sebuah buku bahasa Indonesia di saung tua. Hadi
diam-diam memperhatikan mereka.Hadi merasa gelisah dan keadaan yang dilihatnya
mengoyak-ngoyak jiwa kemanusiaannya.
Hadi
pun mendekati anak-anak jalanan itu dan berbincang pada mereka.Hadi menawarkan
diri untuk mengajar mereka.Akhirnya, anak-anak jalanan tersebut menyetujui Hadi
untuk mengajar mereka tiap harinya di saung tua, di bawah jembatan itu.
03. INT/EXT. Saung Tua, Kolong Fly Over – Jalan Raya – Siang
Keesokan
harinya, Hadi mulai mengajar anak-anak jalanan dan sering membawakan buku
pelajaran dan segala keperluan untuk belajar.
Seusai
mengajar, sekilas muncul dari benak dan pikiran Hadi untuk mendirikan sebuah
sekolah anak jalanan.
04. INT. Ruang Keluarga– Rumah Hadi – Malam
Sesampainya
di rumah, Hadi berhadapan dengan kedua orang tuanya yang menanyakan kegiatannya
di luar selama ini.Ayah Hadi meminta Hadi untuk berhenti membuang-buang waktu
di luar dan menyuruh Hadi untuk mengurus perusahaan butiknya.
Hadi
tidak menjawab atas pertanyaan-pertanyaan orang tuanya, dia hanya tersenyum dan
bergegas masuk ke dalam kamarnya.
05. INT/EXT. Saung Tua, Kolong Fly Over – Jalan Raya – Pagi
Keesokan
harinya, Hadi berhasil mendirikan sekolah anak jalanan dengan bantuan dari
rekan-rekannya, bapak RT, dan warga di daerah sekolah itu.
Mereka
semua meresmikan sekolah anak jalanan itu di saung tua tempat biasa Hadi
mengajarkan anak-anak jalanan, sekolah itu diberi nama “Sekolah Saung Kita”.
Tampak kebahagiaan di wajah-wajah mereka.
06. INT. Ruang Keluarga – Rumah Hadi – Sore
Di
rumahnya, Hadi terus mendapat tekanan untuk mengurus perusahaan butik ayahnya.Akhirnya,
Hadi menjelaskan semua kegiatannya di luar dan menegaskan keinginannya untuk
tetap mengajar dan menjalankan sekolah anak jalanan.
Ayahnya
kesal dan sangat kecewa atas keputusan anaknya itu, ia pun memaksa Hadi untuk
mengurus perusahaan butiknya. Hadi tak mengubris apa yang disampaikan ayahnya,
ia segera pergi kedalam kamarnya.
07. INT. Ruang Makan – Rumah Hadi – Malam
Saat
makan malam, Hadi, ayah, dan ibunya pun kumpul di meja makan.Ayah Hadi memulai
perbincangan yang sempat terputus oleh Hadi tadi sore.Akan tetapi, Hadi tetap
bersikeras untuk tetap menjalankan keinginannya dan mengindahkan kemauan orang
tuanya.
Ayah
Hadi pun naik pitam, sehingga mengusir Hadi dari rumah dan melarang Hadi untuk
pulang apabila masih saja lebih mengurusi anak-anak jalanan ketimbangan
perusahaan butik miliknya.
Hadi
pun akhirnya keluar dari rumah dan memutuskan untuk tinggal bersama anak-anak
jalanan di sekolah anak jalanan yang dirintisnya, yaitu di saung tua di bawah
jembatan fly over.
08. INT/EXT. Saung Tua, Kolong Fly Over – Jalan Raya – Pagi
Hadi
mulai menjalani hidup di lingkungan jalanan bersama anak-anak jalanan.Hadi
mendapatkan sebuah kebahagiaan atas senyum-senyum anak-anak jalanan yang selalu
menghiasai hari-harinya.
09. INT/EXT. Saung Tua, Kolong Fly Over – Jalan Raya – Malam
Di
tengah malam, dalam perenungannya, Hadi menyadari bahwa kehidupan jalanan yang
keras namun penuh rasa berbagi dan cinta.Walaupun begitu, Hadi diam-diam
menanam rindu pada orang tuanya.
10. INT. Kamar Orang Tua Hadi – Rumah
Hadi – Malam
Di
rumah, ayah Hadi mulai menyesali perbuatannya.Ibu Hadi pun jatuh sakit karena
tak sanggup menahan rindu pada anak sematawayangnya.Semakin hari, sakit ibunya
semakin parah.
Akhirnya,
ayah Hadi pun memutuskan untuk mencari Hadi karena khawatir sakit isterinya
akan semakin parah apabila Hadi tidak juga pulang.
11. INT/EXT. Saung Tua, Kolong Fly Over – Jalan Raya – Siang
Di
bawah kolong fly over, tepatnya di
sebuah saung tua, ayah melihat Hadi mengimami anak-anak jalanan solat dan
setelah itu, ia mengajari mereka mengaji.
Ayah,
yang diam-diam memperhatikan Hadi pun tak kuasa menahan air matanya.Ia begitu
terharu dan bangga atas apa yang dilakukan anaknya itu.
Akhirnya,
hati ayah Hadi pun terbuka.Ia pun segera menyapu air matanya dan memantapkan
hati untuk menemui Hadi.
Ayah
Hadi mendekati Hadi dan memeluknya serta mengajak Hadi untuk pulang.Ia juga
menyampaikan akan mendukung Hadi sepenuhnya untuk mengurus pendidikan anak-anak
jalanan.
12. INT. Kamar Orang Tua Hadi – Rumah
Hadi – Malam
Di
kamar ibu Hadi terus saja menangis menunggu kedatangan Hadi.Hadi pun sampai di
rumahnya dan segera bergegas menuju kamar ibunya.
Mereka
pun saling melepas rindu dengan saling berpelukan serta mengalirkan tangis haru
dari mata air di matanya.
Ayah
Hadi pun mengungkapkan bahwa ia dan ibunya telah sepakat untuk mendukung
sepenuhnya keinginan Hadi untuk tetap mengajar dan terus membangun sekolah.
9.
DIALOG
Fade In
01. INT. Beranda Rumah – Rumah Hadi – Siang
Audio:
Musik (Lagu Iwan Fals – Serdadu)
Hadi
bergegas untuk pergi keluar menghilangkan penatnya.Motor Satria-Fnya pun
dihidupkan agar mesinnya panas dan siap untuk jalan. Seperti hari-hari lalu,
Hadi akan berpetualang berkeliling kota untuk mencari sesuatu yang baru dalam
hidupnya.
HADI
Hidup itu ngebosenin kalo cuma di rumah.Mending hang-out deh keluar biar kaga bejamuran di rumah.Apalagi kalo di
rumah mesti dengerin ceramahnya ayah. Heh, bete! Satriaku (kepada motor) bawa
aku berpetualang hari ini!
Cut To
02. EXT. Kolong Fly Over – Jalan
Raya – Siang
Audio:
Suara gemuruh angin dan guyuran hujan deras.
Ternyata
cuaca tak mendukung, hujan pun turun. Hadi berteduh di bawah jembatan fly over. Ada 10 anak jalanan sedang
berdiskusi dan mempelajari sebuah buku bahasa Indonesia di saung tua. Hadi
diam-diam memperhatikan mereka.Hadi merasa gelisah dan keadaan yang dilihatnya
mengoyak-ngoyak jiwa kemanusiaannya.
HADI
Pake ujan segala lagi!
(Menenggok ke sebelah kiri) Itu anak-anak lagi pada ngapain sih?
Ya Allah, ternyata mereka lagi diskusi tentang cara membaca puisi yang
bener! Semangat juga itu anak-anak pada belajarnya.
Hadi
pun mendekati anak-anak jalanan itu dan berbincang pada mereka.Hadi menawarkan
diri untuk mengajar mereka.Akhirnya, anak-anak jalanan tersebut menyetujui Hadi
untuk mengajar mereka tiap harinya di saung tua, di bawah jembatan itu.
HADI
Boleh, ikutan gabung?
ANAK-ANAK JALANAN
Boleh Bang!
HADI
Hebat ya kalian, walaupun dalam kekurangan, tapi tetap semangat
belajarnya. Boleh enggak abang bantu jadi pengajar kalian di sini?
ANAK-ANAK JALANAN
Boleh Banget bang!
HADI
Yaudah, besok abang dateng lagi. Nanti kita belajar sama-sama ya!
ANAK-ANAK JALANAN
Oke bang!
Cut To
03. INT/EXT. Saung Tua, Kolong Fly Over
– Jalan Raya – Siang
Audio:
Musik (lagu Nidji – Laskar Pelangi)
Keesokan
harinya, Hadi mulai mengajar anak-anak jalanan dan sering membawakan buku
pelajaran dan segala keperluan untuk belajar.
Seusai
mengajar, sekilas muncul dari benak dan pikiran Hadi untuk mendirikan sebuah
sekolah anak jalanan.
Cut To
HADI
Kayanya, akan lebih baik kalo gue bikin sekolah anak jalanan, biar
anak-anak jalanan yang semangat belajar kaya mereka bisa juga dapet pendidikan
yang baik dan layak. Gue mesti bisa jadiin itu.
Cut To
04. INT. Ruang Keluarga– Rumah Hadi – Malam
Sesampainya
di rumah, Hadi berhadapan dengan kedua orang tuanya yang menanyakan kegiatannya
di luar selama ini.Ayah Hadi meminta Hadi untuk berhenti membuang-buang waktu
di luar dan menyuruh Hadi untuk mengurus perusahaan butiknya.
AYAH
Darimana aja, keluyuran tiap hari! Mulai besok kamu enggak usah keluar-luar
enggak jelas lagi karena mulai besok kamu mesti urus perusahaan butik ayah!
IBU
Betul, Nak! Kamu nurut ya kata ayahmu!
HADI
(hanya tersenyum)
Hadi
tidak menjawab atas pertanyaan-pertanyaan orang tuanya, dia hanya tersenyum dan
bergegas masuk ke dalam kamarnya.
Cut To
05. INT/EXT. Saung Tua, Kolong Fly Over
– Jalan Raya – Pagi
Audio:
Musik (lagu D’Masiv – Jangan Menyerah)
Keesokan
harinya, Hadi berhasil mendirikan sekolah anak jalanan dengan bantuan dari
rekan-rekannya, bapak RT, dan warga di daerah sekolah itu.
Mereka
semua meresmikan sekolah anak jalanan itu di saung tua tempat biasa Hadi
mengajarkan anak-anak jalanan, sekolah itu diberi nama “Sekolah Saung Kita”.
Tampak kebahagiaan di wajah-wajah mereka.
SEMUA
(saling sorak sorai)
Cut To
06. INT. Ruang Keluarga – Rumah Hadi – Sore
Audio:
Musik tegang (Instrumen gitar dan perkusi)
Di rumahnya, Hadi terus mendapat tekanan untuk mengurus
perusahaan butik ayahnya.Akhirnya, Hadi menjelaskan semua kegiatannya di luar
dan menegaskan keinginannya untuk tetap mengajar dan menjalankan sekolah anak
jalanan.
AYAH
Hadi! Kamu tuh jadi anak enggak bisa ya dibilangin sama orang tua! Kamu
udah dibiayain kuliah mahal-mahal sampe sarjana, tapi kerjaan kamu cuma
keluyuran aja, berangkat pagi-pulang malam, berangkat pagi-pulang malam. Begitu
aja kerjaan kamu setiap hari! Bukannya bantuin orang tua! Ayah sudah kuliahin
kamu jadi sarjana ekonomi biar kamu bisa nerusin perusahaan butik ayah! Ayah
sudah tua, sekarang giliran kamu yang ngurus ini semua.
HADI
Hadi enggak bakal yah jadi ngurusin perusahaan. Lagipula yang nyuruh Hadi
untuk kuliah di Fakultas Ekonomi kan ayah bukan atas dasar kemauan Hadi. Cita-cita
Hadi tuh mau jadi guru yah! Selama ini juga Hadi bukan keluyuran enggak jelas,
Hadi ngajar di Sekolah Saung Kita, sekolahnya anak jalanan.
AYAH
Oh, sudah bisa ya kamu ngebalikin omongan ayah?
Guru itu masa depannya enggak jelas, ayah enggak mau punya anak yang masa
depannya enggak jelas. Emang kamu dapet gaji berapa ngajar di sana?
HADI
Siapa bilang masa depan guru itu enggak jelas, jelas kok!
Aku enggak digaji, aku ikhlas ngajarin mereka.
AYAH
(tertawa) Itu buktinya bahwa masa depan guru itu enggak jelas. Terlalu
mengedepankan keikhlasan ketimbang kebutuhan perut atau rumah tangganya.
HADI
Ya terserah ayahlah, Hadi cape mau istirahat di kamar.
AYAH
Heh! Ayah belum selesai ngomong malah ditinggal, ayah enggak mau tahu,
kamu besok berhenti ngajar di tempat anak-anak jalanan itu dan mulai besok kamu
urus perusahaan butik ayah!
Ayahnya
kesal dan sangat kecewa atas keputusan anaknya itu, ia pun memaksa Hadi untuk
mengurus perusahaan butiknya. Hadi tak mengubris apa yang disampaikan ayahnya,
ia segera pergi kedalam kamarnya.
Cut To
07. INT. Ruang Makan – Rumah Hadi – Malam
Audio:
musik tegang (instrumen gitar)
Saat
makan malam, Hadi, ayah, dan ibunya pun kumpul di meja makan.Ayah Hadi memulai
perbincangan yang sempat terputus oleh Hadi tadi sore.Akan tetapi, Hadi tetap
bersikeras untuk tetap menjalankan keinginannya dan mengindahkan kemauan orang
tuanya.
AYAH
Hadi, ayah enggak mau tahu, besok kamu mesti ikut ayah ke kantor. Kamu
akan ayah promosikan sebagai direktur yang baru di perusahaan ayah. Ayah enggak
mau kamu lama-lama hidup dalam ketidakjelasan di tempat anak-anak jalanan itu.
Tinggalkan dan hapus cita-cita kamu menjadi guru. Guru itu tidak bermasa depan!
IBU
Sabar yah, enggak perlu sekeras itu nasehatin Hadi. Dia sudah besar, dia
akan tahu mana yang terbaik untuk dirinya.
(kepada Hadi) Nak, coba kamu dengarkan perkataan ayahmu.Ikuti, itu yang
terbaik untuk kamu.
HADI
Yang terbaik untuk aku, atau ayah bu?
Hadi enggak mau ngurus butik, Hadi mau ngajar aja!
AYAH
(kepada ibu) Lihat, anakmu sekarang! Sudah berani dia melawan orang
tuanya!
HADI
Dari dulu Hadi selalu nurutin mau ayah dan mau ayah tuh enggak pernah ada
habisnya. Hadi cape hidup selalu diatur sama ayah. Hadi mau punya jalan hidup
sendiri!
Ayah
Hadi pun naik pitam, sehingga mengusir Hadi dari rumah dan melarang Hadi untuk
pulang apabila masih saja lebih mengurusi anak-anak jalanan ketimbangan
perusahaan butik miliknya.
AYAH
Dasar anak kurang ajar! Pergi sana dari rumah ini kalo kamu mau punya
jalan hidup sendiri. Enggak perlu orang tua! Biar kamu rasain hidup jadi anak
jalanan.
IBU
Ayah, apa-apaan sih! Ngusir anak kok seenaknya.
HADI
Biar bu, Hadi akan keluar dari rumah ini! (melangkah keluar dari rumah)
Hadi
pun akhirnya keluar dari rumah dan memutuskan untuk tinggal bersama anak-anak
jalanan di sekolah anak jalanan yang dirintisnya, yaitu di saung tua di bawah
jembatan fly over.
Cut To
08. INT/EXT. Saung Tua, Kolong Fly Over
– Jalan Raya – Pagi
Audio:
Musik (lagu D’Masiv – Jangan Menyerah)
Hadi
mulai menjalani hidup di lingkungan jalanan bersama anak-anak jalanan.Hadi
mendapatkan sebuah kebahagiaan atas senyum-senyum anak-anak jalanan yang selalu
menghiasai hari-harinya.
Cut To
09. INT/EXT. Saung Tua, Kolong Fly Over
– Jalan Raya – Malam
Audio: Musik (lagu Iwan Fals – Ibu)
Di
tengah malam, dalam perenungannya, Hadi menyadari bahwa kehidupan jalanan yang
keras namun penuh rasa berbagi dan cinta.Walaupun begitu, Hadi diam-diam
menanam rindu pada orang tuanya.
HADI
Ternyata kehidupan jalanan itu keras juga ya, pantesan aja ayah selalu
minta gue untuk ngurus perusahaan butiknya, biar gue enggak hidup susah kaya
anak-anak jalanan di sini, tetapi gue salut banget sama anak-anak jalanan,
mereka solid banget, mereka tahu artinya berbagi dan cinta. Kalo di rumah
kayanya gue jarang dapet hal-hal kaya gitu dari ayah, ya paling cuma dari ibu
aja.
Gimana kondisi ibu sekarang?Mudah-mudahan ibu selalu sehat.
Kalo ayah?hemm… entahlah, biarin aja ayah dengan keegoisannya. Yang pasti gue mau buktiin ke ayah kalo gw bisa hidup tanpa segala kebutuhan yang dia berikan. Gue mesti bisa mandiri!
Kalo ayah?hemm… entahlah, biarin aja ayah dengan keegoisannya. Yang pasti gue mau buktiin ke ayah kalo gw bisa hidup tanpa segala kebutuhan yang dia berikan. Gue mesti bisa mandiri!
Cut To
10. INT. Kamar Orang Tua Hadi – Rumah Hadi – Malam
Di
rumah, ayah Hadi mulai menyesali perbuatannya.Ibu Hadi pun jatuh sakit karena
tak sanggup menahan rindu pada anak sematawayangnya.Semakin hari, sakit ibunya
semakin parah.
IBU
Yah, yah… cari Hadi yah. Ajak dia pulang! (igauan ibu dalam tidurnya dan
itu terus diulang ibu)
AYAH
Ya Allah, kasihan ibu terus memikirkan Hadi.Apa mungkin aku terlalu keras
dengan Hadi? Apa aku sudah keterlaluan terhadapnya?
(berpikir dan merenung)
Sepertinya aku salah mengusir Hadi, kasihan ibu terus mengigau dan
menyebut-nyebut nama Hadi. Dia sangat mencintai Hadi.
IBU
(terbangun) Mana Hadi yah, mana Hadi? (lalu menangis) cari Hadi yah, ajak
dia pulang. (menyandarkan kepala pada bahu ayah)
AYAH
iya, bu. Ayah akan cari Hadi dan mengajaknya pulang. Ibu yang sabar ya,
sekarang ibu istirahat, biar cepat sembuh. In sya Allah nanti Hadi akan pulang.
Akhirnya,
ayah Hadi pun memutuskan untuk mencari Hadi karena khawatir sakit isterinya
akan semakin parah apabila Hadi tidak juga pulang.
Cut To
11. INT/EXT. Saung Tua, Kolong Fly Over
– Jalan Raya – Siang
Audio:
Musik (lagu Opick – Taubat)
Di
bawah kolong fly over, tepatnya di
sebuah saung tua, ayah melihat Hadi mengimami anak-anak jalanan solat dan
setelah itu, ia mengajari mereka mengaji.
Ayah,
yang diam-diam memperhatikan Hadi pun tak kuasa menahan air matanya.Ia begitu
terharu dan bangga atas apa yang dilakukan anaknya itu.
Akhirnya,
hati ayah Hadi pun terbuka.Ia pun segera menyapu air matanya dan memantapkan
hati untuk menemui Hadi.
AYAH
Ya Allah, ternyata benar aku telah salah.Betapa mulianya menjadi seorang
guru.Aku telah salah selalu memaksa anakku untuk mengikuti kemauanku dan
memaksa dia untuk menjadi sepertiku mengurusi perusahaan butik yang sudah
turun-temurun dalam keluargaku.
Ayah
Hadi mendekati Hadi dan memeluknya serta mengajak Hadi untuk pulang.Ia juga
menyampaikan akan mendukung Hadi sepenuhnya untuk mengurus pendidikan anak-anak
jalanan.
AYAH
Hadi!
HADI
Ayah!
AYAH
(memeluk hadi) Maafkan ayah nak! Maaf kan ayah! Ayah sudah keterlaluan
padamu, ayah hanya bermaksud memperbaiki hidupmu, agar kamu tidak menjadi
susah, tetapi karena ego ayah, kamu malah jadi menderita. Pulanglah nak, ibu
sudah sangat merindukan kamu.Dia sakit di rumah dan terus mengigau
menyebut-nyebut namamu.
HADI
Ya Allah, ibu sakit yah?
AYAH
Iya, dia sangat merindukan kamu.Marilah ikut ayah pulang. Ayah berjanji
akan mendukung cita-citamu untuk menjadi guru dan ayah akan membantu membiayai
sekolah ini.
HADI
Alhamdulillah, terima kasih ya Allah. Baik yah, Hadi akan pulang bersama
ayah.
Cut To
12. INT. Kamar Orang Tua Hadi – Rumah Hadi – Malam
Di
kamar ibu Hadi terus saja menangis menunggu kedatangan Hadi.Hadi pun sampai di
rumahnya dan segera bergegas menuju kamar ibunya.
HADI
Ibu….
IBU
Hadi….
Mereka
pun saling melepas rindu dengan saling berpelukan serta mengalirkan tangis haru
dari mata air di matanya.
IBU
Jangan pernah tinggalkan ibu lagi nak, ibu enggak sanggup ditinggalin
kamu.Kamu anak ibu satu-satunya. Ibu sayang sekali sama kamu.
HADI
Iya bu, Hadi enggak akan tinggalin ibu lagi. Maafin Hadi ya sudah bikin
ibu khawatir dan sakit kaya gini.
IBU
Iya nak. (menciumi pipi Hadi)
Ayah
Hadi pun mengungkapkan bahwa ia dan ibunya telah sepakat untuk mendukung
sepenuhnya keinginan Hadi untuk tetap mengajar dan terus membangun sekolah.
AYAH
Hadi, maafkan ayah.Ini semua karena ayah yang terlalu keras terhadap
kamu. Ayah janji akan terus mensupport
kamu untuk jadi guru dan ayah akan bantu sekolah Saung Kita untuk bisa memiliki
bangunan resmi dan fasilitas sekolah yang baik dan layak.
HADI
Alhamdulillah, terima kasih ayah, ibu.Hadi sayang dengan kalian. (mereka
pun saling merangkul dan mendekap penuh kasih, mengalirkan cinta di antara
keretakan-keretakan masalah kemarin dan menyatukan kembali kepercayaan, rasa
sayang, dan cinta)
Fade
Out
keren, kak, bagus Alhamdulillah luarbiasa ya, sesuatu..
BalasHapusIya, terima kasih testimoninya.
BalasHapusKerenn Pak ^_^
BalasHapus