Sabtu, 08 Februari 2014

KUMPULAN PUISI RINDU

KUMPULAN PUISI
: kepada Rinduan




RINDU MALAM
: kepada Rinduan

Jerit malam ini
membangunkan singa dalam gundahku
tak pasti
tapi inilah nyatanya
rasanya terkurung dalam jeruji besi
yang digenggam jemarijemari hatimu
yang membisikkanku tentang rindu
disaat kau jatuhkan perasaanperasaan itu
aku hanya memungutnya
sambil menghirup wangi nafasmu yang masih membekas
di jalanjalan yang kau lalui

Jakarta, 25 Februari 2012


AKU INGIN KAU TAHU
: kepada Rinduan

Aku ingin kau tahu
dalam ukiran wajahmu selalu terpancar pelangi
bak cahaya surgawi
dalam hatimu selalu terajut wewangi
bagai aroma kasturi
dan itulah yang membuat cinta berkembang
di telaga hatiku ini

Aku ingin kau tahu
cintaku dan cintamu
seperti batu yang sulit untuk dipecahkan
seperti angin yang selalu berhembus di sela-sela
jemari rindu
seperti air yang mengalir dalam
batas ruang dan waktu
karena itulah aku mencintaimu dengan
apa adanya dirimu

Yogyakarta, 12 Maret 2012


PESAN RINDU
: kepada Rinduan

Malam menusuk hingga tulang rindu
Menepis segala risau dalam ranting bulan
Awan kelabu mengukir sempurna wajahmu
Bintang menari-nari mengobati pilu hatiku

Kau kembali tumpah ruah dalam lambung kenangan
Sadar dan kusadar kau hanya bayang penuh misteri
Menerbangkan dedaunan gelisah dalam jalanjalan kerinduan ini
Terasa seperti samudera tanpa batas yang memisahkan kita
Tetapi butiranbutiran rindu ini tercecer dan mengkristal di jalanjalan yang kulalui

Saat ini rindu membisik dingin dalam gelapnya hari
Kuharap malam menyampaikan pesan ini
Sebelum kumembeku dan mati

Yogyakarta, 12 Maret 2012


HUJAN HARI INI
: kepada Rinduan

Walau tumpahan detik telah lalu bersama redah hujan,
namun memoriku tak berhenti memikirkanmu…
Kita berdua melawati jalan-jalan
bersama hujan yang menaut pada baju yang kita kenakan
Bukan gigil karena kuyup kusekarang,
tetapi karena rindu yang mengulang kenangan,
Itulah sebermula cinta dikuatkan!

Jakarta, 7 November 2012


RINDU DI JEMARI HATI
: kepada Rinduan

Dalam lamunan
Aku melukis sepi
Tiada deru
Tetapi rindu selalu ingin bergemuruh…
Aku hanya termangu
membayangkan ronarona wajahmu menarinari dalam sepi
Dan lagilagi
Kau hanya menjadi rindu di jemari hati…

Jakarta, 9 November 2012


SAJAK MALAM
: kepada Rinduan

Malam terus saja menenggelamkanku pada kegelisahan,
Mematikanku pada kelam kerinduan,
Harapan bagai kuku-kuku tajam menggores pipi hati,
Hah, lelah sekali…
Entah sampai kapan kuberhenti menikmati sepi?

Jakarta, 10 November 2012


RINDU DIPELUKAN SENJA
: kepada Rinduan

Disaat dedaun bertasbih
langit memerah temaram
aku terbaring berselimut debu
beralas rerumput di hamparan senja

Rindu begitu mengoyak tepin hatiku
jantung sesekali bercuap resah tanpa detak
siluet wajahmu teruntai pada gemawan awan
terpautlah segala rindu dan kenangan

Gemuruh suara pada tiap rumah Tuhan
pertanda kuharus segera berhenti menikmati sepi
dan di sini
aku merasakan arti rindu
ialah
bila sepi menyapa dan kau jauh dariku,
tetapi begitu dekat dari ingatanku

Semakin terasa kini
rindu dipelukan senja
memanjakanku merasa selaksa rindu pada keheningan

Surabaya, 15 November 2012


LUKISAN RINDU
: kepada Rinduan

Malam terus menyerbakkan bau rindu
pisau sunyi menikam kelam
seketika aku pun terkena tikamnya
hinggaku tak kuasa membendung rinduku
padamu
yang tertumpah di sini
tumpahan rinduku terus membulir pada
lantai kamar
menguntaikan segala rasa dan
memutar kembali setiap kenangan
aku pun terus larung menikmati kerinduan

Tanpa kusadari tumpahan rindu telah menguap
dan dijadikan Tuhan tinta
pada lukisan indah-Nya
dengan hiasan bintang pada tepiannya
mempercantik hasil lukisan
yang menjadikannya penawar
ialah wajahmu
ya wajahmu yang telah Tuhan lukis
di kanvas langit malam ini

Surabaya, 17 November 2012


MENANTI RINDU
: kepada Rinduan

Peron menjadi tempatku
menanti rindu
rindu pepada kenangan bersama
yang telah lama tak kurasa
memetik buah ketidaksabaranku
dalam lamunan,
tetapi sesaat senyum berlabuh terukir
ketika memori terputar

Aku ingin menulis semua kenangan ini
sebelum menjadi rindu dikemudian hari
karena esok adalah misteri
hari ini adalah kisah yang terguris
dan kemarin adalah buah rerindu yang manis
ketika hari ini
atau esok kucicipi rasanya

Peron Ps. Turi -  Surabaya, 19 November 2012


SEBUAH RENUNGAN
: kepada Rinduan

Sepotong bulan masih menempel pada langit pagi
Tanda alam telah membuka hari pada untaian baru
Aku terhanyut oleh tiap alunan dedaun pada reranting
yang sesekali meneteskan embun
Seperti hidup yang tiada pernah terbaca,
Kadang ada tangis yang harus menetes,
tetapi dzikir harus tetap terucap
Terimakasih Tuhan telah mengirimnya pada hidupku
karena tiap kenangan tentangnya
adalah secangkir semangat pada diri
untuk memulai hari tanpa kata menyerah dan berhenti
karena hidup adalah buah kebermaknaan yang berjalan pada rutenya
dan berakhir pada perhentiannya….***

Jakarta, 9 Desember 2012


LAZUARDI
: kepada Rinduan

Lazuardi bak kepingan surga yang tercecer pada langit
Sesering mendengkur kerinduan
Padahal baru saja lelap membawaku,
tetapi sore menepuk dan membuatku terjaga
Ternyata takhta Tuhan tersirat di sini,
Tempat di mana aku mengeja kehidupan dan melafalkan napas,
Sembari menapaki jejak pada rute-rute yang telah tertulis
Bagiku, Tuhan tak perlu lagi bersajak,
karena semua itu telah tampak mengekalkan kuasa-Nya.

Wonogiri, 27 Juli 2013


KEMARIN, DISUATU SORE
: kepada Rinduan

Masih saja terbayang
kemarin,
suatu sore yang tergelarnya cerita bersamamu
dan kini hanya tinggal aku sendiri yang
tenggelam dalam derita rindu,
mencoba mengumpulkan serpihan,
hingga kubentuk juga
kau yang kurindukan
Aduhai…
sedap sedan kurasa
lamunku bertemu kau lagi
disuatu sore yang lain
dan seketika sadar pula,
bahwa aku
masih mencintaimu
sampai saat ini

Jakarta, 1 Januari 2014


KAMAR
: kepada Rinduan

Langit-langit bisu saja,
padahal rinduku rasanya sudah menembus sampai keluar menemui tuannya
kamar ini juga tetap saja persegi
tak ada ubahnya,
seperti rinduku yang tak ubahnya padamu
kasur dan alasnya, gordeng dan gantungannya, setumpuk baju dalam lemarinya,
tembok-coak dan di antara tepian ada yang sedikitsedikit kehilangan catnya
semua diam saja,
kusut juga dalam pikiranku, kusut juga kurasai dalam hatiku,
tak ada yang berubah,
tak ada yang bergerak,
biar mereka hidup pun
mereka takkan peduli
karena hanya satu yang tak berhenti,
hanya jarum jam pada jamnya dan pada dindingnya
ya begitu juga aku, dari kesemuanya
hanya hati ini yang terus pada langkahnya,
mencari dan kucari juga cara melepas rindu

Kamar Depan, 5 Januari 2014


NELANGSA
: kepada Rinduan

Gelap alap kurasa,
ternyana angin diamdiam berbisik:
"Di mana rinduan?"
Jarum arlojiku berjalan juga tanpa henti,
tapi kemana jawaban tiada bertemu

Awan tudung di atasku,
daundaun jatuh kuyu
dibawanya juga kabar:
"Tak ada lagi rinduan!"
Jarum Arlojiku juga tak peduli, tetap berjalan
dan aku juga belum menemu

nelangsalah
nelangsalah
nelangsalah
sekemudian ada pekik hati,
sepenuhnya ringis,
sepenuhnya tangis,
tanpa kusadari lagi, arlojiku
tetap pada rutenya,
tetap pada detaknya, berjalan
hingga ada yang dilahirkan alam:
pagi pun membawa kenelangsaanku....

Jakarta, 5 Januari 2014

1 komentar:

  1. http://sekar-vita.blogspot.com/2018/09/waktu.html#gpluscomments

    BalasHapus